NAMA : RIFANI NUR AULIA
KELAS : 1KA24
NPM : 15110934
Bab 7 : Masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan
Kelompok 3 :
1. Menjelaskan hubungan desa dan kota.
2. Menjelaskan tentang aspek positif dan aspek negative,dan
3. Menyebutkan 5 unsur lingkungan perkotaan.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
b)Sebab-sebab Urbanisasi
1.)Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
2.)Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
•Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
a.Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b.Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c.Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d.Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e.Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Masyarakat perkotaan sering juga disebut Urban Community. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota :
- Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
- Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain, keluarganya sukar untuk disatukan, sebab perbedaan perbandingan kepentingan, paham politik, agama.
- Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
- Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
- Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari faktor pribadi.
- Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota.
- Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota.
C. Perbedaan Desa dan Kota
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk, Yaitu :
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
Perbedaan paling menonjol adalah mata pencaharian :
- Kegiatan penduduk desa berada di sektor ekonomi promer yaitu bidang agraris
- Kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yang meliputi bidang industri, disamping sektor ekonomi tertier yaitu yaitu bidang pelayanan jasa.
- Jadi kegiatan di desa adalah mengolah bahan-bahan mentah, baik bahan kebutuhan pangan, sandang maupun lain-lain bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, sedangkan koya mengolah bahan-bahan yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi atau mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera dikonsumsi.
- Di desa jumlah ataupun jenis barang yang tersedia berbagai macam barang yang jumlahnya pun melimpah.
- Bidang produksi dan jalur distribusi di perkotaan lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di pedesaan, Dan corak kehidupan di desa dapat dikatakan masih homogen.
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota
Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.
5 unsur lingkungan perkotaan :
1. Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
a. dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
b. memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
2.Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3.Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Studi kasus :
Bappeda Bantah Tidak Serap Aspirasi Masyarakat Desa
Mamuju (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat membantah tidak menyerap aspirasi masyarakat dalam menyusun sejumlah program di daerah itu.
"Tidak benar ada upaya pemerintah di Mamuju yang mengabaikan aspirasi masyarakat di desa dalam menyusun program pembangunan," kata Kepala Bappeda Kabupaten Mamuju, Salihi Saleh di Mamuju, Kamis.
Ia mengatakan, Bappeda dalam menyusun program pembangunan di Mamuju, tetap mengupayakan untuk mengakomodir kepentingan pembangunan masyarakat yang ada di desa agar ekonomi masyarakat yang ada di tingkat desa mampu meningkat.
"Jadi tidak benar tudingan LSM di Mamuju, yang menyatakan jika Pemkab Mamuju berupaya untuk mengamputasi atau memotong program yang ditawarkan pemerintah desa, dengan menggantinya menjadi program yang menjadi inisiatif pemerintah yang ada di tingkat Kabupaten," katanya.
Menurut dia, program yang dijalankan pemerintah yakni dengan memberikan bantuan anggaran melalui APBD Mamuju tahun 2010 sebesar Rp250 juta perdesa untuk sekitar 159 desa di Mamuju membuktikan jika pemerintah di Mamuju mengakomodir kepentingan masyarakat desa.
"Pemerintah di Mamuju pada tahun 2010 ini memberikan bantuan APBD Mamuju sekitar Rp250 juta perdesa untuk sekitar 159 desa di Mamuju, sebagai bukti konsistensi pemerintah di Mamuju dalam rangka memusatkan pembangunan di desa untuk lebih maju," katanya.
Menurut dia, anggaran bantuan pembangunan yang ada di tingkat desa sekitar Rp250 juta perdesa itu berada di sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Mamuju.
"Setiap SKPD di lingkup Pemkab Mamuju akan memberikan bantuan untuk sejumlah program pembangunan di tingkat desa sesuai dengan kebutuhannya dengan memanfaatkan anggaran APBD Rp250 juta perdesa yang dimilikinya itu," katanya. (MFH/K004)
opini :
menurut pendapat saya , orang pedesaan sebenernya lebih bagus dibandingkan orang perkotaan , karna orang pedesaan lebih pintar dalam bekerja , mereka bercocok tanam , sedangkan orang perkotaan tinggal enak nyaa saja , dan orang perkotaan sebenarnya tidak bias hidup tanpa ada orang pedesaan .
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/1287693940/bappeda-bantah-tidak-serap-aspirasi-masyarakat-desa
http://ms.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar